THUG LIFE PART 2






Kalo pada postingan sebelumnya saya menceritakan tentang bagaimana usaha kita untuk mengejar kesuksesan, maka pada postingan saya kali ini saya akan sedikit menceritakan tentang kehidupan miris kebanyakan orang bagaimana mereka menanggapi orang dengan gangguan jiwa.

Pada satu buku yang pernah saya baca dengan judul “Belum Kalah” karangan Pater Avent Saur, buku yang berisi tentang orang-orang dengan gangguan jiwa sedikit menarik perhatian saya. Pada cerita pertama dari Pater Avent ialah ada seseorang dengan gangguan jiwa disebuah kampung diDaerah Ende, Flores-NTT, orang tersebut tidak sepenuhnya memiliki gangguan jiwa, bisa dibilang kumat kumatan.

Namanya adalah Anselmus. Ya, Anselmus adalah seorang yang memiliki gangguan jiwa yang disiksa secara sadis oleh warga kampung setempat karena telah membunuh Mosalaki (ketua adat) setempat. Anselmus memang tidak mendapatkan sanksi hukum dikarenakan atas tindakannya diluar dari kesadarannya, akan tetapi dia mendapatkan sanksi keji dari warga setempat yaitu kaki Anselmus dipasung dengan pasung yang terbuat dari balok besar.

Miris sebenarnya dikarenakan warga setempat yang menghakimi Anselmus dengan cara yang tidak seharusnya mereka lakukan. Selama beberapa bulan Anselmus dikurung  didalam rumahnya dengan posisi kaki yang tetap terpasung dan tidak boleh dibuka oleh siapapun termasuk oleh ayahnya sendiri.

Sampai pada suatu hari Pater Avent ini dipanggil oleh salah satu warga untuk melihat kondisi dari saudara Anselmus ini. Paterpun sangat menyayangkan atas tindakan warga terhadap Anselmus. Hingga kaki kaki Anselmus sudah membusuk dan membengkak akibat serpihan serpihan kayu yang sudah menembus kulit kakinya dan membuat luka pada pergelangan kakinya.

Namun pada akhirnya atas kesepakatan Pater Avent, warga setempat dan para polisi,Anselmus dibebaskan dari pasungannya dan mendapatkan perawatan medis di Rumah sakit dengan syarat Anselmus tidak boleh kembali kekampungnya karena dapat meresahkan warga.

Dari cerita singkat seputar Anselmus ini saya berpendapat bahwa, mungkin memang orang dengan gangguan jiwa melakukan suatu hal diluar dari kesadaran mereka, namun orang orang yang sepertiitu tidak sewajarnya diperlakukan dengan cara yang tidak manusiawi, tidak sewajarnya memperlakukan mereka dengan tindakan menyiksa diri mereka.

Karena dari tindakan seperti apapun tidak akan memberikan efek jera kepada mereka, secara syaraf mereka tidak seperti manusia normal. Malahan dengan cara menyiksa mereka bukan menimbulkan efek kapok akan tetapi memberikan efek ketakutan dan bisa saja dia (orang dengan gangguan jiwa) melakukan hal yang lebih tidak terduga karena mereka merasa bahwa dirinya sedang dalam ancaman.

Kalau menurut saya, orang orang yangseperti itu seharusnya dilindungi dan diberikan fasilitas rehabilitas untuk mengobati syaraf mereka yang sedikit rusak. Bukan dengan cara menyiksa mereka sesukahati. Dijalan jalan yang sering saya lewati, saya sering melihat orang orang dengan gangguan jiwa berkeliaran dengan pakaian robek robek, pakaian yang kotor, kondisi tubuh yang tidak terawat. Sangat miris.

Dan kebanyakan orang yang melihat mereka merasa takut orang orang dengan gangguan jiwa tersebut melakukan hal yang mengancam dan berbahaya. Tak sedikit juga anak anak ataupun remaja yang malah menyerang orang orang dengan gangguan jiwa seperti mengolok olok, melempari mereka dengan batu, atau membuat mereka takut hingga lari terbirit birit karena ketakutan. Sungguh sikap yang tidak terpujji sama sekali.

Bagi saya orang orang dengan gangguan jiwa itu bisa disembuhkan.tergantung dengan level sakit mereka, ada yang mudah disembuhkan dan ada juga yang butuh waktu yang lumayan lama untuk menyembuhkan mereka, namun tidak sedikit juga mereka yang ,menderita sakit syaraf yangpermanen. Karena orang orang dengan gangguan jiwa sebenarnya mereka bukan orang gila, hanya saja syaraf mereka sedang sakit.

Penyebab orang yang menderita sakit pada syarafpun beragam. Bisa karena stres yang sangat berat dan berkepanjangan, bisa juga karena mereka depresi dan frustasi, bisa juga karena kurangnya sosialisasi dengan orang sekitar ditambah stres dan tidak memiliki orang yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita dan keluh kesahnya.

Intinya orang orang dengan gangguan jiwa ini tidak sepantasnya diperlakukan dengan kasar bahkan tidak sepatutnya diperlakukan seperti binatang. Karena bagaimanapun kondisinya mereka tetaplah manusia seperti kita. Hanya saja yang menjadi pembeda mereka butuh lindungan yang lebih daripada kita.

Jadi mari kita lindungi orangorang yang memiliki gangguan jiwa J


Comments

Post a Comment